Rabu, 27 Januari 2021

 

BAB I
PENDAHULUAN

 

Sastra merupakan bentuk kegiatan kreatif dan produktif dalam menghasilkan sebuah karya yang memiliki nilai rasa estetis serta mencerminkan realitas sosial kemasyarakatan. Sastra telah menjadi bagian dari pengalaman hidup manusia sejak dulu, baik dari aspek manusia sebagai penciptanya maupun sebagai penikmatnya. Karya sastra merupakan curahan penulis dari pengalaman batinya tentang fenomena kehidupan sosial disekitarnya, penulis biasanya juga mengungkapkan ide, gagasan, serta nilai-nilai kehidupan yang diamanatkan di dalamnya.

Ilmu sastra sudah merupakan ilmu yang cukup tua usianya. Ilmu ini sudah berawal pada abad ke-3 SM, yaitu pada saat Aristoteles (384-322 SM) menulis bukunya yang berjudul Poetica yang memuat tentang teori drama tragedi. Istilah poetica sebagai teori ilmu sastra, lambat laun digunakan dengan beberapa istilah lain oleh para teoretikus sastra seperti The Study of Literatur, oleh W.H. Hudson, Theory of Literatur Rene Wellek dan Austin Warren, Literary Scholarship Andre Lafavere, serta Literary Knowledge (ilmu sastra) oleh A. Teeuw. 

Ilmu sastra meliputi ilmu teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Ketiga disiplin ilmu tersebut saling terkait dalam pengkajian karya sastra. Dalam perkembangan ilmu sastra, pernah timbul teori yang memisahkan antara ketiga disiplin ilmu tersebut. Khususnya bagi sejarah sastra dikatakan bahwa pengkajian sejarah sastra bersifat objektif sedangkan kritik sastra bersifat subjektif. Di samping itu, pengkajian sejarah sastra menggunakan pendekatan kesewaktuan, sejarah sastra hanya dapat didekati dengan penilaian atau kriteria yang pada zaman itu. Bahkan dikatakan tidak terdapat kesinambungan karya sastra suatu periode dengan periode berikutnya karena dia mewakili masa tertentu. Walaupun teori ini mendapat kritikan yang cukup kuat dari teoretikus sejarah sastra, namun pendekatan ini sempat berkembang dari Jerman ke Inggris dan Amerika. Namun demikian, dalam prakteknya, pada waktu seseorang melakukan pengkajian karya sastra, antara ketiga disiplin ilmu tersebut saling terkait.

 

BAB I

Keterampilan menyimak merupakan kemampuan yang sangat mendasar, karena keterampilan menyimak merupakan bagian penting dalam menguasai suatu bahasa. Pada dasarnya keterampilan menyimak merupakan aspek dalam dasar dasar kemahiran berbahasa, dimana kemahiran berbahasa merupakan komponen penting dalam kehidupan sehari-hari. kemahiran berbahasa terdiri dari 4 aspek yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

setiap individu harus memiliki kemampuan menyimak, karena manusia berhubungan dengan manusia lain dengan cara berkomunikasi. tetapi keterampilan menyimak ini kurang mendapat perhatian oleh karena itu keterampilan menyimak dapat dikembangkan dengan barbagai aktivitas seperti menonton sebuah film atau melakukan permainan seperti tebak-tebakan, kerana untuk bisa menjawab tebak-tebakan tersebut dibutuhkan kemampuan menyimak/mendengar soal-soal dengan seksama.

keterampilan menyimak adalah kegiatan memahami makna yang terkandung dari suatu lambang-lambang bunyi yang dilakukan dengan sengaja maupun tidak disengaja secara fokus dan penuh perhatian. Kegiatan menyimak terdiri dari bebarpa tahap, yaitu mendengarkan, memahami, menafsirkan, menilai, dan mereaksi. Keterampilan menyimak berasal dari dua kata yaitu ‘terampil’ dan ‘menyimak’, terampil atau cekatan adalah kepandaian dalam berbuat yang dilakukan secara cepat dan benar, sedangkan menyimak merupakan proses mendengarkan bunyi bahasa, memahami, dan menafsirkan atas makna yang terkandung dalam apa yang disimak. Pengertian menyimak menurut ahli:

a.      Menurut Henry Guntur Tarigan (1991: 4)

menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Menyimak melibatkan penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian, bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimak pun harus diperhitungkan dalam menentukan maknanya

 

b.      Richard and Schmidt (2002: 313) 

    menyatakan bahwa menyimak pemahaman adalah proses memahami ucapan dalam bahasa asal atau bahasa kedua. Studi dari pemahaman menyimak dalam pembelajaran bahasa kedua memusatkan pada peran dari masing-masing unit kebahasaan (contohnya fonem, kata, struktur bahasa) dan juga peran dari pendengar harapan situasi dan konteks, pengetahuan dasar dan topik.

 

c.   Nunan (2005: 3) 

     menyatakan bahwa menyimak adalah proses aktif dan berarti dalam memaknai apa yang kita dengar ,sedangkan menurut Rubin (1995: 7) menyimak diartikan sebagai sebuah proses aktif para pendengar memilih dan menafsirkan informasi yang berasal dari keterangan audio dan visual untuk memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang sedang diungkapkan oleh pembicara.

  

d.      Menurut Kamidjan dan Suyono (2002)

      menyimak adalah suatu proses mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan dengan sungguh- 13 sungguh penuh perhatian, pemahaman, apresiatif yang dapat disertai dengan pemahaman makna komunikasi yang disampaikan secara nonverbal.

 

e.  Menurut Rahminah (2005), 

  menyimak dapat diartikan sebagai koordinasi berbagai komponen-komponen keterampilan baik keterampilan mempersepsi, menganalisis, mampu menyintensis. Apabila seseorang dalam menyimak mampu mengintegrasikan komponen-komponen tersebut maka dapat dikatakan berhasil dalam kegiatan menyimak.

f.      Rosdiana (2013) 

   menyatakan bahwa menyimak merupakan aktivitas yang penuh perhatian untuk memperoleh makna dari sesuatu yang kita dengar. Oleh karena itu, kegiatan menyimak hendaknya dilakukan dengan saksama agar informasi yang kita peroleh tidak salah. Seseorang dapat dikatakan telah mahir menyimak apabila dapat menangkap informasi yang disimaknya dengan tepat, akurat, dan lengkap.


Bing adalah Microsoft Bing

  Bing adalah Microsoft Bing By : Agus lh / lhagus813@gmail.com       Bing   adalah sebelumnya Live Search , Windows Live Sear...