Rabu, 27 Januari 2021

 

BAB I

Keterampilan menyimak merupakan kemampuan yang sangat mendasar, karena keterampilan menyimak merupakan bagian penting dalam menguasai suatu bahasa. Pada dasarnya keterampilan menyimak merupakan aspek dalam dasar dasar kemahiran berbahasa, dimana kemahiran berbahasa merupakan komponen penting dalam kehidupan sehari-hari. kemahiran berbahasa terdiri dari 4 aspek yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

setiap individu harus memiliki kemampuan menyimak, karena manusia berhubungan dengan manusia lain dengan cara berkomunikasi. tetapi keterampilan menyimak ini kurang mendapat perhatian oleh karena itu keterampilan menyimak dapat dikembangkan dengan barbagai aktivitas seperti menonton sebuah film atau melakukan permainan seperti tebak-tebakan, kerana untuk bisa menjawab tebak-tebakan tersebut dibutuhkan kemampuan menyimak/mendengar soal-soal dengan seksama.

keterampilan menyimak adalah kegiatan memahami makna yang terkandung dari suatu lambang-lambang bunyi yang dilakukan dengan sengaja maupun tidak disengaja secara fokus dan penuh perhatian. Kegiatan menyimak terdiri dari bebarpa tahap, yaitu mendengarkan, memahami, menafsirkan, menilai, dan mereaksi. Keterampilan menyimak berasal dari dua kata yaitu ‘terampil’ dan ‘menyimak’, terampil atau cekatan adalah kepandaian dalam berbuat yang dilakukan secara cepat dan benar, sedangkan menyimak merupakan proses mendengarkan bunyi bahasa, memahami, dan menafsirkan atas makna yang terkandung dalam apa yang disimak. Pengertian menyimak menurut ahli:

a.      Menurut Henry Guntur Tarigan (1991: 4)

menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Menyimak melibatkan penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian, bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimak pun harus diperhitungkan dalam menentukan maknanya

 

b.      Richard and Schmidt (2002: 313) 

    menyatakan bahwa menyimak pemahaman adalah proses memahami ucapan dalam bahasa asal atau bahasa kedua. Studi dari pemahaman menyimak dalam pembelajaran bahasa kedua memusatkan pada peran dari masing-masing unit kebahasaan (contohnya fonem, kata, struktur bahasa) dan juga peran dari pendengar harapan situasi dan konteks, pengetahuan dasar dan topik.

 

c.   Nunan (2005: 3) 

     menyatakan bahwa menyimak adalah proses aktif dan berarti dalam memaknai apa yang kita dengar ,sedangkan menurut Rubin (1995: 7) menyimak diartikan sebagai sebuah proses aktif para pendengar memilih dan menafsirkan informasi yang berasal dari keterangan audio dan visual untuk memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang sedang diungkapkan oleh pembicara.

  

d.      Menurut Kamidjan dan Suyono (2002)

      menyimak adalah suatu proses mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan dengan sungguh- 13 sungguh penuh perhatian, pemahaman, apresiatif yang dapat disertai dengan pemahaman makna komunikasi yang disampaikan secara nonverbal.

 

e.  Menurut Rahminah (2005), 

  menyimak dapat diartikan sebagai koordinasi berbagai komponen-komponen keterampilan baik keterampilan mempersepsi, menganalisis, mampu menyintensis. Apabila seseorang dalam menyimak mampu mengintegrasikan komponen-komponen tersebut maka dapat dikatakan berhasil dalam kegiatan menyimak.

f.      Rosdiana (2013) 

   menyatakan bahwa menyimak merupakan aktivitas yang penuh perhatian untuk memperoleh makna dari sesuatu yang kita dengar. Oleh karena itu, kegiatan menyimak hendaknya dilakukan dengan saksama agar informasi yang kita peroleh tidak salah. Seseorang dapat dikatakan telah mahir menyimak apabila dapat menangkap informasi yang disimaknya dengan tepat, akurat, dan lengkap.



 

A.    Hakikat Menyimak

Hakikat menyimak berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan karena kita sering menjumpai dalam keseharian kita, contoh dalam dunia pengajaran bahasa, istilah tersebut itu berkaitan dengan makna. Kegiatan menyimak pasti diawali dengan mendengar atau mendengarkan baik secara langsung atau melalui sumber lainnya.

 

Aktivitas setiap individu dalam kehidupan sehari-harinya selalu melibatkan kegiatan menyimak, seperti menyimak berita dalam televisi maupun radio, cerita, dan pengumuman. Tetapi banyak individu tidak mampu menyimak dengan baik, dikarenakan kurangannya pembelajaran atau peningkatan daya simaknya. Kemampuan menyimak seseorang dapat dilihat dari latar belakangnya, tetapi latar belakang setiap individu itu pasti memiliki perbedaan, baik dari segi pendidikan, psikologis, dan sosiologis.

 

Ketika menyimak sesuatu kita diwajibkkan untuk berkonsentrasi penuh dan kristis, serta menelaah apa yang disimak. Apabila bahan yang disimak cukup Panjang, maka dapat diikuti dengan kegiatan mencatat atau menulis. Mencatat atau menulis hasil simakan, memudahkan kita untuk mencapai tujuan secara efektif dan mudah mengingat kembali bahan simakan.

 

B.    Tujuan Menyimak

Menyimak merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki setiap individu, oleh karena itu menyimak harus ditingkatkan untuk memahami berbagai informasi dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari kegiatan menyimak sesuatu yaitu menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan. Bisa di bilang juga bahwa kegiatan menyimak dapat memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi

Kegiatan menyimak dilakukan seseorang bisa untuk memproleh informasi, mengikuti perkembangan isu-isu sosial, menikmati keindahan bahan simakan, menemukan gagasan, dan lain sebagainya. Secara lebih rinci, tujuan menyimak yaitu:

1.  Memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicara, seperti di lingkungan sekolah, ymenyimak apa yang disampaikan oleh guru atau dosen. dengan kata lain dia menyimak untuk belajar yang dapat dilakukan dalam situasi formal, nonformal, dan dari media yang dapat memberi suatu bahan simakan untuk di telaah.

 

2.    Menyimak untuk menikmati keindahan audial, tujuan menyimak ini biasanya berhungan dengan pertunjukan untuk memperoleh hiburan dan menghilangkan rasa jenuh setelah melakukan pekerjaan.

 

3. Menyimak untuk mengevaluasi, tujuan ini untuk mencari tahu fakta-fakta yang disampaikan oleh pembiara menjadi tujuan ketiga, karena apabila fakta yang disampaikan kurang akurat atau kurang meyakinkan kebenarannya maka penyimak pantas meragukam fakta tersebut. Sebaliknya jika fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman, dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat di terima.

 

4.    Menyimak untuk mengapresiasi materi, tujuan ini hampir sama dengan menyimak untuk hiburan, tetapi penyimak disini dapat menyertakan perasaannya pada apa yang disimak. Contoh seperti setelah menyimak pertunjukan, penyimak merasa sedih, gembira, bahkan mungkin marah sesuai dengan situasi yang ada dalam pertunjukan tersebut.

 

5. Menyimak dengan tujuan mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, ataupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat

 

6.      Menyimak dengan maksud dan tujuan agar dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat, tujuan ini bisa juga disebut sebagai Proses analisis fakta, karena pada saat membedakannya penyimak harus konsisten dari saat ke saat selama proses menyimak berlangsung. Waktu untuk menganalisis fakta itu cukup tersedia asal penyimak dapat menggunakan waktu ekstra.

 

7.  Menyimak dengan maksud dan tujuan agar dapat memecahkan masalah, tujuan ini dikhususkan untuk mencari solusi atau menyekesaikan suatu kasus yang dihadapinya. Contoh seperti polisi yang sedang menyimak penjelasan dari saksi mata atas kasus kecelakaan beruntun, setelah itu polisi tersebut menganalisis dan masalah pun terpecahkan. 

 

C.    Jenis-jenis Menyimak

Keterampila menyimak jika dilihat dari segi intensitas terbagi menjadi dua kelompok, yaitu menyimak ekstensif dan menyimak intensif. Jenis jenis menyimak ini memiliki konteks yang berbeda, penjelasan jenis-jenis menyimak sebagai berikut:

 

1.  Menyimak Ekstensif, memnyimak ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak diperlukan bimbingan langsung dari seorang guru. Menyimak ekstensif biasanya hanya mengambil makna yang sekirnya penting saja. Menyimak ekstensif terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

·        Menyimak sekunder

Menyimak ini sama dengan kegiatan mendengar sengaja tidak sengaja, karena dilakukan pada saat bersamaan dengan kegiatan atau bisa disebut secara kebetulan. Contoh seperti saat kita sedang belajar, tetapi saat itu pula ayah sedang mendengarkan music dengan volume yang sedikit keras, secara tidak sengaja kita juga menikmati music tersebut.

 

·        Menyimak social

Jenis ini biasanya terjadi ketika dalam bercakap-cakap ditempat umum mengenai hal yang menarik peratian sehingga ketika berkomunikasi akan mendengarkan dengan serius. Jenis ini juga menekankan pada sopan santun dan mengerti peranan pembicara dalam beriteraksi.

 

·        Menyimak estetik

Jenis ini bisa dikatan dengan menikmati  atau menghayati suatu bahan simakan sepeti puisi, musik, menonton drama, dan lain-lain. Jenis ini juga disebut sebagai fase terakhir kegiatan menyimak.

 

·        Menyimak pasif

Jenis ini mirip dengan menyimak sekunder karena melakukannya tanpa sadar atau tidak sengaja. Jenis ini biasanya dapat membuat penyimak beralih ke kegiatan lain yang lebih menarik.

 

2. Menyimak Intensif, menyimak ini merupakan kebalikan dari menyimak ekstensif, karena menyimak ini dilakukan secara sungguh-sunggu, penuh perhatian, dan dengan unsur kesengajaan. Kelompok menyimak ini perlu arahan dan bimbingan yang ketat agar bisa menangkap makna yang diinginkan. Menyimak intensif terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

·        Menyimak Kritis

Jenis ini biasanya untuk memberikan penilaian dengan sungguh-sungguh terhadap pembicara dalam menyampaikan ujaran-ujaran dan fakta yang memperkuat ide atau gagasannya. Tujuan menyimak kritis ialah mendapatkan informasi yang akurat, sesuai kenyataan yang ada, dan tentunya dapat membuat kesimpulan yang bermanfaat bagi penyimak. Menyimak kritis bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti memperhatikan ujaran, pemaikaian kata, dan unsur-unsur kalimat.

 

·        Menyimak Konsentratif

Dari namanya saja sudah jelas kalau jenis menyimak ini merupakan menyimak dengan konsentrasi tinggi untuk menelaah bahan simakan tersebut, tetapi untuk dapat menangkap apa yang terkandung di dalamnya penyimak tidak boleh mengidentifikasi jauh dari isi atau ide yang sedang di simak. Jenis ini dapat dilakukan dengan cara mengikuti petunjuk-petunjuk demi memporoleh makna atau informasi tertentu.

 

·        Menyimak Eksploratif

Jenis menyimak ini berasal dari kata eksplorasi atau menyelidiki. dalam menyimak ini sang penyimak akan menyiapkan dirinya untuk memperhatikan bahan simakan, karena tujuan utama menyimak eksploratif yaitu mencari hal baru yang terkandung di dalam informasi atau suatu topik dan isu yang disimak.

 

·        Menyimak Kreatif

Jenis menyimak ini merupakan menyimak yang menimbulkan daya imajinasi penyimak, biasanya anak-anak yang yang berada di jenis menyimak ini. Menyimak kreatif dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan imajinasi dengan pikiran imajinatif untuk menciptakan karya seni berupa tulisan, lukisan, dan lain-lainnya.

 

Contoh saat anak mendengarkan dongeng putri dan pengeran atau semacamnya, anak tersebut akan berimajinasi seolah-olah ia berpartisipasi atau masuk dalam dongeng tersebut, sehingga sang anak akan mengerti cerita tersebut dan mengingatnya.

  

·        Menyimak Interogratif

Jenis ini lebih menuntut untuk harus berkonsenrasi lebih tinggi lagi dan pemusatan perhatian terhadap bahan simakan. Menyimak ini berasal dari kata ‘interogasi’ atau memberi pertanyaan untuk mendapatkan sebuah informasi. Dalam menyimak ini sang penyimak harus mempersempit atau memusatkan perhatiannya pada informasi yang ia dapat, setalah itu penyimak mengajukan pertanyaan guna memperjelas informasi yang ia peroleh.

 

·        Menyimak selektif

    Jenis menyimak ini merupakan menyimak secara cerdas dalam manganalisi struktur tata kebahasaan atau berfokus terhadap nada suara, bunyi-bunyi asing, bunyi-bunyi yang bersamaan dalam suatu bahan simakan. Menyimak selektif berkaitan dengan menyimak pasif, karena seefektifnya menyimak pasif sering penyimak merasa tidak puas, oleh karena itu penyimak harus memanfaatkan kedua jenis menyimak ini untuk menyeleksi dan menerima sebuah informasi atau kosakata baru. 

D.    Proses Menyimak

Menyimak merupakan sebuah proses yang setiap individu lakukan. proses ini sudah berlangsung sejak dini, tetapi jika keterampilan menyimak tidak dibimbimg secara benar maka kedepannya individu itu akan kesulitan untuk memahami suatu informasi baru.

Setiap indivdu harus mengetahui tingkat daya simaknya dan pengetahuan yang berhubungan dengan keterampilan menyimak. seorang yang berada dalam kegiatan menyimak harus memiliki kemampuan untuk membedakan bunyi-bunyi bahasa, memahami gagasan atau ide pokok yang disampaikan oleh pembicara apakah tersurat atau tersirat

Pada dasarnya menyimak merupakan kegiatan mendengarkan bunyi-bunyi atau lambang bahasa yang disertai dengan usaha memahami dan menafsirkan. Jadi, kegiatan menyimak juga memerlukan sebuah proses untuk menghasilkan pemahaman atu sebuah informasi baru. Proses menyimak harus melaui tahapan-tahapan seperti mendengar, memahami, menafsirkan, mereaksi, dan lain-lain.

 

Menurut Morris (1964:701-702) membagi proses menyimak menjadi 5 tahapan, yaitu mendengarkan, memperhatikan, menafsirkan, menilai, mereaksi. Dibawah ini merupakan penjelasan dari tahapan-tahapan di atas:

1.      Tahap Mendengarkan

Setiap orang pasti akan melewati tahap ini ketia sedang berkomunikasi maupun dalam kegiatan apapun. Dalam kegiatan menyimak, penyimak akan mendengarkan apa yang di sampaikan oleh pembicara dalam ujarannya. Tahap mendengar ini bersifat pasif atau menerima saja walau tidak sengaja maupun sengaja.

 

2.      Tahap Memahami

Setelah melaui tahap pertama, penyimak berusaha untuk memahami tentang apa yang ia dengar atau perhatikan dari penyampaian pembicara tersebut dengan cara mengolah lambang-lambang bahasa itu menjadi sebuah pemikiran dan satuan bahasa yang bermakna.

 

3.      Tahap Menginterpretasi

Pada tahap ini setelah penyimak mengetahui makna yang terkandung di dalamnya, penyimak akan berusaha menafsirkan dari makna yang ia dapatkan. Contoh seperti seorang guru menjelaskan tentang membuang sampah pada tempatnya, maka penyimak atau murid tersebut akan mempraktikan dari penjelasanya yang guru sampaikan yaitu membuang sampah pada tempat yang disediakan.

 

4.      Tahap Mengevaluasi

Setelah selesai atau mengerti tahap menafsirkan dilanjutkan dengan tahap mengevaluasi atau menilai, maksut dari menilai yaitu mencari dimana letak makna yang penting, keunggulan dan kelemahan, dan kekurangan sang pembicara sehingga penjelasan yang disampaikannya apakah bisa dianggap pantas untuk diterima atau menolaknya.

 

5.      Tahap Meraksi/Menanggapi

   Tahapan ini bisa dikatan dengan tahap yang terakhir, karena tahap ini berada pada tingkatan lebih tinggi. Setelah penyimak selasai mengevaluasi, biasanya penyimak akan memberi pertanyaan kepada pembicara tentang apa yang ia kurang paham dan penyimak akan memberi tanggapan apakah penjelasan yang disampaikan memuaskan atau tidak kepada pembicara. 




Kemampuan atau kemahiran berbahasa yang produktif pada setiap individu itu diperoleh melalui kemampuan berbahasa reseptif yang dimilikinya terlebih dahulu, jadi keterampilan menyimak dan membaca itu memberi kontribusi terhadap keterampilan berbahasa lainnya. keterampilan menyimak merupakan proses mengidentifikasi dan menafsirkan sebuah pesan atau informasi yang setelah itu menjadi pengetahuan awal untuk menunjang keterampilan berbahasa lainnya.

Keterampilan menyimak juga dasar dari kemampuan berbahasa karena menyimak merupakan bagian penting untuk menguasai suatu bahasa. Menyimak adalah suatu proses kegiatan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Dalam pembelajaran bahasa terdapat empat keterampilan menyimak yang terdiri dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara termasuk bagian berbahasa lisan seperti dua orang atau lebih secara tatap muka atau face to face communication, sedangkan keterampilan membaca dan menulis termasuk dalam bagian berbahasa tulis

 

Seseorang dikatan memiliki kemampuan berbahasa apabila telah melalui dan menyelesaikan sebuah proses. Proses yang harus dilalui dalam bahasa dan berbahasa ialah empat aspek ketempilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Dalam kemahiran berbahasa keterampilan menyimak sangat lah penting, karena seseorang dikatakan terampil mendengarkan/menyimak apabila yang bersangkutan memiliki kemampuan menafsirkan makna dari bunyi-bunyi bahasa (berupa kata, kalimat, tekanan, dan nada) yang disampaikan oleh pembicara dalam suatu konteks komunikasi tertentu.

dalam berkomunikasi kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis bergantung pada kekayaan kosakata yang dimiliki oleh seseorang. tetapi bukan itu saja, kemampuan berbahasa juga harus mengerti tentang menggunakan kaidah-kaidah bahasa.




Kemampuan atau kemahiran berbahasa yang produktif pada setiap individu itu diperoleh melalui kemampuan berbahasa reseptif yang dimilikinya terlebih dahulu, jadi keterampilan menyimak dan membaca itu memberi kontribusi terhadap keterampilan berbahasa lainnya. keterampilan menyimak merupakan proses mengidentifikasi dan menafsirkan sebuah pesan atau informasi yang setelah itu menjadi pengetahuan awal untuk menunjang keterampilan berbahasa lainnya.

Keterampilan menyimak juga dasar dari kemampuan berbahasa karena menyimak merupakan bagian penting untuk menguasai suatu bahasa. Menyimak adalah suatu proses kegiatan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Dalam pembelajaran bahasa terdapat empat keterampilan menyimak yang terdiri dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara termasuk bagian berbahasa lisan seperti dua orang atau lebih secara tatap muka atau face to face communication, sedangkan keterampilan membaca dan menulis termasuk dalam bagian berbahasa tulis

 

Seseorang dikatan memiliki kemampuan berbahasa apabila telah melalui dan menyelesaikan sebuah proses. Proses yang harus dilalui dalam bahasa dan berbahasa ialah empat aspek ketempilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Dalam kemahiran berbahasa keterampilan menyimak sangat lah penting, karena seseorang dikatakan terampil mendengarkan/menyimak apabila yang bersangkutan memiliki kemampuan menafsirkan makna dari bunyi-bunyi bahasa (berupa kata, kalimat, tekanan, dan nada) yang disampaikan oleh pembicara dalam suatu konteks komunikasi tertentu.

dalam berkomunikasi kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis bergantung pada kekayaan kosakata yang dimiliki oleh seseorang. tetapi bukan itu saja, kemampuan berbahasa juga harus mengerti tentang menggunakan kaidah-kaidah bahasa.



 BAB IV


Keterampilan menyimak memiliki peran yang sangat penting terhadap keterampilan berbahasa lainnya, karena hasil dari kegiatan menyimak akan di jadikan acuan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan membaca, berbicara, dan menulis seseorang. Keterampilan berbahasa yang dimiliki seseorang pada awalnya diperoleh dari kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif yang dimilikinya dahulu. 


Keterampilan menyimak sebagai salah satu kemahiran berbahasa tidak dapat berdiri sendiri karena menyimak dan keterampilan lainnya memiliki kaitan yang erat dalam kehidupan sehari-hari. seperti dalam lingkungan pembelajaran siswa awal mula akan menyimak suatu materi, setelah ia selesai mengidentifikasi materi tersebut siswa akan menjelasan kembali sesuai apa yang ia tangkap, kemudian siswa akan membaca dan menulis hasil identifikasinya tersebut. Melalui menyimak saja siswa dapat memahami pemikiran temannya dan menjadi pendengar yang baik dalam pertemanan. Kaitan menyimak dengan aspek lainnya dapat kita lihat pada uraian berikut ini. 

1. Menyimak dan Berbicara 

Berbicara dan mendengarkan merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang bersifat langsung, seperti komunikasi yang terjadi di masyarakat. Ketika dua orang saling berkomunikasi keduanya tidak dapat beribicara dan menyimak, kegiatan ini harus dilaukan secara bergantian Tetapi setelah teknologi berkembang menyimak dan berbicara dapat dilakukan dari jarak jauh atau tanpa tatap muka, seperti berkomunikasi melalui telephone. Contoh lain yaitu ketika seseorang/anak menyimak suatu ujaran, anak itu akan meniru cara pengucapannya. Ujaran tersebut dimanfaatkan atau digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicaranya. Oleh karena itu keterampilan menyimak sangat mempengaruhi perkembangan anak sejak dini termasuk keterampilan menyimak, membaca, dan yang lainnya. 


2. Menyimak dan Menulis 

Keterampilan menyimak dan menulis memiliki sifat yang berbeda, menyimak bersifat aktif reseptif sedangkan menulis bersifat produktif. Tetapi menyimak dan menulis memiliki hubungan juga, dapat dilihat ketika menyimak satu ujaran atau informasi dapat menumbuhkan kreatifitas untuk menulis hasil simakan yang diperoleh, dan dapat dituangkan juga dalam suatu karya tulis baik itu berupa cerpen, puisi,prosa,dll. Seorang penulis harus mempunyai pengetahuan tentang berbagai hal yang dapat diperolehnya tidak hanya melalui membaca, tetapi juga melaui menyimak suatu pembicaraan atau seminar, kemasyarakatn, kebudayaan, dan lain-lain. Hubugnan antar menyimak dan menulis ini memang tak seat hubungan menyimak dengan keterampilan lainnya. Tetapi hubungan keterampilan menyimak dan menulis ini lebih mengarah pada manfaat hasil menyimak terhadap kegitan menulis karya ilmiah. 


3. Menyimak dan Membaca 

Mendengarkan/menyimak dan membaca sama-sama merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Mendengarkan berkaitan dengan penggunaan bahasa ragam lisan, sedangkan membaca merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Apabila ada 2 orang yang akan melakukan kegiatan berbahasa yang satu membaca dan yang satu lagi menyimak. Mereka tidak perlu tatap muka, mereka melakukan kegiatannya masingmasing secara terpisah dan sendiri-sendiri. Keterampilam membaca juga memberi konstribusi pada keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis setiap individu. Menyimak dan membaca memiliki pesamaan dalam proses dan tujuan. Proses yang dimaksut yaitu ketika mengidentifikasi lambanglambang, memahami, dan menafsirkan maknanya, tetapi untuk itu diperlukan kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan yang berhubungan dengan pengalaman, wawasan, serta penalaran.



Mengimplementasikan kegiatan menyimak ini terdiri dari mendengarkan lambang-lambang lisan, memahami maksud yang ingin disampaikan pembicara melalui ujaran, dan menangkap isi atau pesan yang hendak disampaikan oleh seseorang/pembicara. seseorang harus memiliki kemampuan-kemampuan seperti memusatkan perhatian, kemampuan mengingat, kemampuan menilai, dan kemampuan linguistik maupun nonlinguistik untuk menjadi seorang penyimak yang baik atau handal. 

Katerampilam menyimak sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari manusia. Hal tersebut dapat kita lihat dari percakapan, baik itu percakapan di lingkunagan keluarga berbagai percakapan, antaranak, antarorang tua, anak dengan orang tua. Ketemapilan menyimak dalam lingkungan sekolah, siswa mampergunakan sebagaian besar waktunya untuk menyimak pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. 

1. Lingkungan Keluarga 

Dalam lingkungan keluarga kegiatan menyimak sering digunakan seperti ketika kita dan orang tua menonton atau mendengarkan sebuah berita pada acara televisi. Tetapi dalam mendengarkan sebuah berita tidak hanya menyimak saja, tetapi juga ada reaksi menanggapi berita tersebut yang disebutt dengan kegiatan berbicara. Itulah mengapa kegiatan menyimak dan kegiatan berbicara memiliki hubungan yang erat juga. Contoh lain itu seperti saat adik sedang belajar, namun ada yang tidak di mengerti dan kakaknya menjelaskan tentang apa yang adik tidak mengerti. Nah, ketika kakak tersebut sedang menjelaskan adiknya secara sengaja menyimak penjelasannya kakaknnya. Setelah adik selesai menyimak adik tersebut akan menulis kembali tentang apa yang ia dapatkan setelah menyimak kakaknya. Dalam contoh ini bukan hanya menggukana keterampilan menyimak saja tetapi juga menggunakan keterampilan menulis.

2. Lingkungan Sekolah/Kampus 

Menyimak untuk belajar tidak hayak dilaksanakan dalam situasi formal (dalam kelas), tetapi juga dalam situasi nonformal (di luar kelas). Contoh kegiatan menyimak dalam kelas tentu saja kita sudah tau, yaitu ketika murid mendengarkan materi yang disampaikan guru atau dosen, setelah itu murid akan menafsirkan, memahami materi tersbut dan menafsirkan atas makna yang terkandung dalam materi yang disampaikan tersebut. Begitu pun di dalam situasi nonformal atau di luar kelas. Jika kita sudah berada pada jejanjang yang lebih tinggi seperti perkuliahan, pembelajaran tidak hanya dalam kelas saja. Tetapi mahasiswa dituntut untuk aktif dan kreatif dalam mencari ilmu. Kegiatan menyimak mahasiswa jika diluar kelas biasanya mahasiswa mengikuti seminar, oragnisasi-organisani kemasyarakatan, dan dalam bekerja kelompok pun sudah dikatakan belajar diluar kelas. 

3. Lingkungan Masyarakat 

Dalam kegiatan menyimak di lingkungan masyarakat termasuk jenis kegiatan menyimak ekstensif, menyimak social atau menyimak konvensional merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan pada tempat seperti pasar, terminal, lingkungan rumah, dan lain sebagainya. Dalam lingkungan sekitar rumah sendiri sebanarnya banyak kegiatan menyimak. Contoh seperti orang tua kita yang sedang mengobrol dengan tetangga atau ketika sedang memperdebatkan sesuatu tentang negeri ini misalnya, itu juga sudah bisa dikatakan sebagai kegitan menyimak dan beribicara pula. Kegiatan menyimak dilingkungan masyarakat juga biasanya dilakukan ketika bercakap-cakap dengan teman, mendengar nasihat orang tua, dll. 

Keterampilan menyimak juga memiliki masalah tersendiri, misalnya dari segi pembelajaran, siswa perlu bimbingan untuk meningkatkan daya simaknya dan pengetahuan yang cukup memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan keterampilan menyimak. Peran guru sangatlah penting dalam upaya meningkatkan keterampilan menyimak siswanya. Seorang guru perlu mengetahui tentang faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap keterampilan menyimak siswa, factor tersebut seperti keadaan psikologinya, fisik, sikap, motivasi, dan faktor lingkungannya. Faktor lingkungan sangat menentukan tingkat keterampilan menyimak seseorang, karena jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung maka keterampilan menyimaknya juga terpengaruh. 

Kurangnya perhatian terhadap keterampilan menyimak dapat kita jumpai pada pembagian porsi pembelajaran disekolah yang tidak adil terutama dalam pembelajaran menyimak sehingga mengakibatkan siswa tidak terbiasa dalam menyimak seuatu. Hal tersebut menyebabkan beberapa permasalahan di dalam dunia Pendidikan dan juga dalam proses komunikasi. Agar daya simak siswa tidak mudah hilang konsentrasi dalam menyimak pembelajaran, maka guru harus melatih daya simak siswanya dengan sungguh-sungguh. Bebrapa problematika keterampilan menyimak yaitu sebagai berikut: 

1. Kurangnya tes keterampilan menyimak 

Tes menyimak pada siswa sangat kurang mendapat perhatain sebagaimana halnya kompetensi berbahasa lainnya, karena kemungkinan disebabkan guru yang beranggapan bahwa dengan sendirinya peserta didik telah baik kemampuannya dalam memahami bahasa lisan. Setiap guru memang memiliki problematika sendiri seperti tidak bisa menyusun dan mempersiapkan tes kompetensi menyimak. Permasalahan ini mengakibatkan ketidaktepatan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa seperti ketika proses pembelajaran menyimak sebuah teks atau soal yang seharusnya diperdengarkan justru dibagikan sepada siswa untuk dibaca sehingga menyebabkan terjadinya salah bidik.

2. Guru yang kurang update perkembangan teknologi 

Sebagian guru dari tahun 2005 an tidak mengetahui tentang teknologi karena faktor usia pula. Bahan ajar yang digunakan pun dalam pembelajaran menyimak biasanya berasal dari buku bacaan dan papan tulis. Dan belum pernah memanfaatkan media audio/audiovisual, karena ketidakmampuan beliau dalam mengakses media melalui internet. Sekarang media sosial atau internet bisa memudahkan siswa maupun guru untuk belajar bahkan secara individu. 

3. Permasalahan proses pembelajaran yang konvensional 

Pembelajaran di indonesia selama ini masih menggunakan pendekatan konvensional, yang dapat menghambat siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif karena guru mendominasi sebagian besar aktivitas proses belajarmengajar dan penlaian serta siswa cenderung pasif. Oleh karena itu siswa akan terhambat dalam meningkatkan keterampilan menyimaknya. Siswa disini lebih cenderung sebagai objek dari pada sebagai subjek sehingga siswa hanya bergantung kepada guru dan tidak bisa bertindak aktif dan efektif. 

4. Permasalahan penugasan otentik 

Pembelajaran keterampilan menyimak, biasanya kegiatan menyimak hanya sebatas pada penjelasan yang dibeikan oleh guru dan kemudian ditanggapi siswa secara bersam-sama atau secara individu. Karena itu akan membuat siswa hanya dapat mengerti sekilas saja. Seharunya guru memberikan pertanyaan langsung ketika setelah menjelaskan dan menyuruh siswa menulis hasil menyimaknya agar bisa dibaca sebelum ujian dilaksanakan nanti. 

5. Masalah siswa yang sulit di kedalikan 

Siswa yang mau mendengerkan penjelasan gurunya itu biasanya hanya 70% dari 100%, itu karena kurangnya kesadaran diri pada siswa tersebut dan karena karekter anak tersebut yang memang susah untuk menangkap penjelasan dari guru. Oleh karena itu guru wajib membibimbing murid tersebut dengan memberikan perhatian khusus pada anak tersebut.



Hamid, A. (2015). Strategi Pembelajaran Menyimak. Al Bayan UIN Raden Intan, (1-15). 

Rahman, d. (2019). Menyimak & Berbicara: Teori dan Praktik. Sumedang: Alqaprint

Jatinangor. Tarigan, H. (2015). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 

Tarigan, Djago. Keterampilan Menyimak. Modul 4-6. Jakarta: Karunika. 1986. 

Chaniago, Sam Mukhtar. Buku Ajar Keterampilan Menyimak. Jakarta,2011 

Djago, T. (1986). Keterampilan Menyimak. Jakarta: Universitas Terbuka.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bing adalah Microsoft Bing

  Bing adalah Microsoft Bing By : Agus lh / lhagus813@gmail.com       Bing   adalah sebelumnya Live Search , Windows Live Sear...